Monday, September 28, 2009

The Saddest Movie Ever


Bungee Jumping Of Their Own
Actually I'm not a fan of Korean movies (which i think are grossly overrated), tapi entah kenapa film ini bener2 menyentuh gw deep down inside, cut my heart like a knife through butter, and made me cry like a baby. Yes, gw sebagai cowo ngga malu untuk mengakui bahwa gw nangis hebat setelah nonton film ini. If you dont cry after watching this, then i think you dont have a heart :p
It’s quite beautiful in its own way- both the story and the gorgeous visuals throughout. Udah banyak emang cerita tentang pasangan cowo-cewe yang nemuin cinta sejatinya , but Bungee Jumping of their Own takes this theme and uses it to its full potential, tying together the past and the present whilst hinting at the future and eternity. As a love story, it is well told, beautifully.


Film ini menceritakan cowo bernama In-woo yang bisa dibilang pemalu dan awkward  dan belom pernah punya pacar. Suatu hari dia bertemu seorang gadis bernama Tae-hee, yang kebetulan menumpang payungan. He is taken by her, and comes back to that place in the hope he will meet her, but the girl never showed up again. Sampai akhirnya mereka bertemu lagi di universitas yang sama. Mereka menemukan kecocokan dan ternyata Tae-hee juga memiliki perasaan yang sama. Waktu berlalu dan tiba-tiba In-woo harus ikut wajib militer. Mereka pun membuat janji untuk ketemu di stasiun, sebelum In-woo berangkat. Dia menunggu lama, namun si gadis tidak datang. Tanpa dia tahu dalam perjalanan tergesa-gesa ke stasiun, Tae-hee tewas tertabrak mobil :( How sad...
Waktu berlalu dan In-woo telah berkeluarga dan jadi guru di sebuah SMA khusus pria. Dia menemukan ada sesuatu dalam diri muridnya yang bernama Hyun Bin, sesuatu yang membuatnya menaruh perhatian lebih. In-woo menemukan banyak ciri Tae-hee yang ada dalam muridnya itu, dan walaupun ia sendiri beranggapan hal itu gila, tapi dalam hatinya dia yakin bahwa Hyun Bin adalah reinkarnasi cinta sejatinya bertahun-tahun yang lalu. Gosip pun muncul di lingkungan sekolah bahwa In-woo adalah gay yang menyukai muridnya sendiri, ia dipecat dari pekerjaannya, keluarganya pun menjauh, hidupnya hancur perlahan tapi pasti. Namun In-woo tetap pada pendiriannya bahwa ia akhirnya menmukan kembali Tae-hee dalam diri Hyun Bin. Dan ia selalu memegang janji mereka berdua bahwa mereka akan selalu bersatu walaupun tidak di kehidupan ini. Awalnya Hyun Bin beranggapan bahwa In-woo hanyalah seorang guru pervert, namun lambat laun ingatan akan kehidupan lalunya kembali. Mereka pun bertemu kembali di stasiun tempat mereka pernah berjanji untuk bertemu bertahun-tahun yang lalu. Seorang pria dewasa dan seorang murid laki-laki 17 tahun, mereka menyadari bahwa mereka tidak akan dapat bersatu di kehidupan ini...

Sentuhan yang paling gw suka dari film ini adalah waktu Hyun Bin akhirnya menemui In-woo di stasiun dan bilang "Maaf, aku terlambat.." sementara di kaca gerbong kereta bayangan Hyun Bin terpantul sebagai sosok Tae-hee. How sad :(
I loved the end, where everything began to tie together and then the ending monologue with the two souls chatting casually between each other, and In-woo's confession that he will love her forever. It’s sad in a way that although you see them happy together, at the end of the day they cannot be together. Yet you feel relieved and safe in the knowledge they will meet again and hopefully get their happy ending then.

Worth watching.

No comments: